Nasib Pengendara Motor Berletter “T”

Siang kala itu terik banget sampe-sampe semua personel mengeularkan keringat dari porinya, padahal tadi mendung dan disangka akan turun hujan tapi Tuhan berkehendak lain.
Berangkat dari Bandung Utara menuju Bandung selatan ternyata menguras banyak tenaga. Dengan tanpa berbekal apapun kami menggunakan kendaraan bermotor masing-masing menuju ke arah Banjaran di mana salah satu rekan kami sedang berduka.
Dengan kecepatan 40 km/jam kita melaju dengan santainya, sembari melihat kanan kiri keadaan kota Banjaran.
dan tiba-tiba pada sebuah belokan jalan raya, terdapat banyak warna mobil berflat hijau tua dan banyak orang yang memakai seragam dan helm kebanggan mereka.
dan mulai memberhentikan beberapa pengendara sepeda motor.
ada yang diberhentikan ada yang tidak. kami tidak tahu mengapa, hanya mereka yang tahu. Dan

tiba-tiba kami diberhentika oleh salah seorang aparat.
“tolong merapat” salam perkenalan pertama dengan ramahnya beliau. dan teman kami yang lain

pun diperlakukan yang sama.
“tolong SIM dan STNK nya” tanya beliau.
“oh iya pak” jawab saya dengan deg-deg an.
dengan hikmat dan seksama beliau mengecak SIM dan STNK saya. dan kemudian beliau memberikan

kembali dua surat2 penting itu dan mempersilahkan untuk melanjutkan kembali perjalanan

saya. akan tetapi berbeda nasib beberapa teman kami.
“tolong perliatkan SIM dan STNK” tanya beliau
“iya pak! siap” jawab dia sembari ngasihin STNK doang.
“loh SIM nya mana?”tanya beliau.
“ga punya pak”
“ga punya SIM ko berani-berani nya naek motor, sidang ya minggu depan di samsat Bandung Barat”
“atuh pak emang pengen berapa?”
“ga bisa!! sidang! nama sodara siapa?”
dalam hati nya gundah gelisah, tak tahu harus gimana lagi, tiba-tiba2 temen dibelakangnya ngomong “pak pake SIM aku bisa ga?”tanya temen yang dibocengnya.
“sekarang saya tanya siapa yang mengendarai? bukan sodara kan? dia kan?(sambil nunjuk2 ke orangnya”
“tanggal berapa sekarang? tanya aparat ke temen saya.
“tanggal 4 pak” jawab dia
tiba-tiba temen yang diboncengnya ngasih kartu polisi (kartu as buat selamat dari hal-hal yang berbau tilang menilang, karena dia adalah anak seorang inspektur polisi.
“kartu apa itu” tanya aparat.
“bapak ga liat ini kartu apa?”tanyanya lagi.
“iya mang kenapa?”tanyanya lagi.
“kalo ditilang katanya suruh perlihatkan aja kartu ini, pasti akan bebas..ya kan?”pembelaan dari dia.
“iya emang! kamu siapa nya?”tanya aparat lagi.
“aku anak ya” jawab dia.
“lalu dia?” sambil nunjuk ke supir motor.
“ummmm” dia ga bisa jawab.
“saya emangnya pak”jawab dia sebagai pembelaan.
“lah apa sih” dah sidang atw tak ambil ni kunci motor!!!” ancam aparat.
iya pak, sidang aja, jangan diambil kunci nya ntar saya pulang gimana lagi??” jawabnya dengan ngehela napas.
lalu aparat menulis kan nomor plat motornya, dan bergumam dalam hati “ohhh letter “T” ya”
yawdah sana jalan ditunggu sidang minggu depan.
lalu motor kembali dinyalain dan melaju dengan lunglai.

    • tupaitambun
    • November 6th, 2009

    memangnya apa yang salah dengan letter “T”, gan?? motor kesayangan saya juga letter T tuh.. tapi alhamdulilah sampe skarang masih ditangtayungan ku gusti Allah.. hehe (saran : nulis sebuah cerita teh tong loba pengulangan kata, chad!!)

    • saran accepted (sugan ka search di google, advice ti agan wis)….ga seseorang yang pake motor berletter “T” tanpa SIM nekad berkendara dibdg sepanjang hari, kena impasnya sekarang..hehe 😀

    • east
    • November 6th, 2009

    eta saha nu katilang ? motor barudak ?

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment