Let It Flow

Kembali, daerah utara Kota ini di selimuti hawa dingin musim hujan. Hawa-hawa dingin ini mulai terasa pada saat sore hari, yang mana hujan sudah berhenti. Memang seperti biasanya hujan di kota ini cenderung dimulai pada siang hari atau pada sore hari, jarang sekali hujan turun pagi ataupun malam hari.
Kejenuhan mulai mendatangi dalam keseharian yang datar. Ya benar-benar datar tanpa adanya tanjakan yang berarti. Sore itu pun tetap sama, dalam kamar pengap dan berantakan oleh koran-koran edisi lama dan majalah usang. Yang ada di sana pun cukup kopi tanpa gula, teh tanpa gula dan susu tanpa gula. Benar-benar hambar bila tidak di pasangkan dengan yang lain.
Yang cukup memecahkan suasana hanyalah layat monitor flat 17 inchi dengan tanyakan berita politik tidak berguna serta tanyangan selebriti yang ngakunya glamour dan necis.
Mungkin tidak semua orang bernasib sama dengan orang itu. Ada orang lain yang berbeda nasin karena manusia di muka bumi mempunyai nasib berbeda ya jauh berbeda. Ada yang berada di atas puncak ada yang berada pada jajaran paling bawah dan meronta untuk bisa membuat hidup dia semakin baik. Tapi apakah orang-orang yang di atas sering melihat ke bawah? Semoga saja, karena bila kita berada di dalam pesawat terbang yang sedang berada di atas, kita merasa betah berada di atas nya dan cenderung tidak ingin turun, karena semua tersedia di dalam kapal terbang itu, baik itu makanan dan semua fasilitas yang memanjakannya.
Sungguh ironi memang, ini hanyalah sebuah tulisan yang tidak enak di baca, akan tetapi saya merasa tulisan ini sebagai kegundahaan hati yang tidak terlampiaskan dalam kehidupan nyata. Saya pun akhirnya tidak mengerti tujuan tulisan ini.

Bandung, 14 Februari 2010 06:48 pm.